Dampak Sosial Internet
Beberapa hari yang lalu diajak berbincang oleh kawan lama yaitu Wiku Baskoro, Chief Editor DailySocial. Sebenarnya karena sedang break dari kerjaan dan ingin mendapatkan waktu lebih banyak untuk diri sendiri agak menghindari untuk mengisi web binar atau event serupa. Namun karena sudah lama ga berbincang dengan Wiku, akhirnya saya memutuskan untuk mengiyakan ajakan diskusi ini karena tidak ada yang perlu disiapkan.
Yang menarik adalah bagaimana Wiku melihat bahwa internet sudah mengubah perilaku manusia dalam hal-hal social seperti berinteraksi dan mengkonsumsi. Terinspirasi dari dokumenter yang baru rilis di Netflix, The Social Dilemma yang menceritakan bagaimana mantan pegawai perusahaan-perusahaan teknologi global seperti Google, Facebook, Instagram melihat bahwa platform social seperti Facebook, YouTube, dan lainnya kalau dibiarkan bisa membuat masyarakat melupakan aspek-aspek sosial manusia, dan juga etika-etika dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hal-hal yang mengkhawatirkan bagaimana tingkah laku manusia perlahan-lahan diarahkan oleh platform tersebut seperti membuat orang tergantung pada layar handphone, kehidupan diarahkan oleh likes dan comments, serta mengkonsumsi sesuatu sesuai yang direkomendasikan, bukan yang dibutuhkan.
Saya pribadi melihat bahwa hal etika sebagai pengembang atau pemilik platform sangat diperlukan karena merekalah yang bertanggung jawab bagaimana mereka akan membentuk audience pengguna mereka. Kita mungkin cukup awam dengan istilah bagaimana pengguna Facebook, Twitter, dan Instagram akan berbeda dalam merespon suatu opini atau postingan. Apa yang pengembang rancang, atau fitur apa yang ada didalam platform, secara tidak langsung mempengaruhi pengguna mereka dalam mengkonsumsi informasi, serta bagaimana respon pengguna pada saat mereka terekspos suatu informasi.
Contoh sederhana, Twitter dirancang untuk memudahkan membagikan informasi dan membuatnya viral dengan cepat melalui fitur retweet. Hal viral ini tidak mudah dilakukan di Instagram karena tidak ada fitur retweet di Instagram, sehingga orang-orang biasanya melakukan cross posting Instagram story ke Twitter untuk mendapatkan efek viral ini. Apakah hal ini baik atau buruk? Tergantung apa informasi apa yang dibagikan, banyak hal baik terjadi dengan viralitas sebuah konten, tapi berapa banyak orang percaya terhadap berita bohong dan menganggap COVID-19 hanyalah konspirasi global kapitalis?
Apakah kita pengembang bisa melakukan sesuatu untuk mencegah efek buruk platform kita? Tentu bisa? Salah satu caranya adalah adanya orang atau team khusus yang selalu melakukan asesmen terhadap fitur yang akan dirilis. Team yang mungkin punya latar belakang psikologi, antropologi, manajemen resiko, dan lainnya. Orang-orang yang mungkin bisa memastikan bagaimana fitur tersebut berdampak terhadap pengguna mereka dan memastikan mereka untuk menerapkan etika sosial, dan apakah dampak tersebut tetap sejalan dengan visi mereka ke depannya.
Tanggung jawab sosial dibutuhkan di sisi pemilik platform karena pemerintah kita biasanya baru akan merespon kalau dampak yang terjadi sudah cukup buruk di masyarakat. Dan butuh bertahun-tahun untuk mengeluarkan regulasi yang bisa mencegah hal-hal buruk terjadi tersebut terjadi, dan biasanya sudah terlambat karena pemerintah kita masih bertindak untuk memperbaiki, bukan mencegah. Memperbaiki dampak sosial di masyarakat akan selalu lebih susah ketimbang mencegahnya. Jadi kalian para pengembang, pemilik platform, startup founders, cobalah melihat apa dampak negatif yang bisa diakibatkan oleh platform milikmu, bukan cuma sekedar dampak positifnya. Karena kaliannya yang punya kontrol dalam membentuk pengguna kalian.